Berpisah Sejenak




Ramadhan adalah bulan perasaan dan ruhani, serta saat untuk menghadapkan diri kepada Allah. [Hasan al-Banna]

Dalam ceramahnya menjelang bulan ramadhan, Hasan al-Banna pernah berujar, “Sejauh yang saya ingat,” kata dia kepada ribuan jamaah yang memadati kajian rutin malam selasa, “ketika bulan Ramadhan menjelang, sebagian Salafush Shalih mengucapkan selamat tinggal kepada sebagian lain sampai mereka berjumpa lagi dalam shalat 'Id.”

Al-Banna menerangkan betapa para pendahulu yang shalih itu merasakan betul bahwa ramadhan adalah bulan ibadah, bulan untuk melaksanakan shiyam (puasa) dan qiyam (shalat malam). Oleh kareanya, mereka ingin menyepi dalam kekhusuan, dalam ketundukan, dalam keheningan. “Kami ingin menyendiri hanya dengan Tuhan kami.”

Perputaran bulan mengantarkan kita kembali ke pintu gerbang ramadhan. Sebuah kesempatan besar di depan mata untuk merengkuh kesejukan setelah perjuangan hidup selama berbulan-bulan. Ada lonceng kecil dalam hati berbisik, ini adalah saatnya untuk menepi sebentar dari hiruk pikuk dunia yang melelahkan. Bak gelombang samudera yang bergulung-gulung, tiba waktunya untuk menunduk rendah hati mencium bibir pantai, sejenak, untuk nanti kembali bergelombang.

Saatnya melatih diri untuk lepas dari tarikan-tarikan diniawi yang mengikat diri kita dari langit. Kita akan belajar untuk terbang, perlahan-lahan, sekepak sayap demi sekepak. Toh nanti kita juga akan meninggalkan bumi ini.

Waktunya untuk membiarkan urusan-urusan yang mempunyai magnet kuat menjauhkan diri kita dari Allah. Ada waktunya sejenak berhenti untuk menemukan makna baru. Ketika berhenti, kita tidak akan kehilangan makna, malah menemukan. Seperti pernah dikatakan seorang guru, “Kehidupan serupa air di gelas. Setenang apapun tangannya, bila air di gelas dicoba ditenangkan dengan cara memegangnya, ia tetap bergerak. Untuk itu, letakkan saja!”

Izinkan saya melalui tulisan ini, mengucapkan perpisahan sejenak. Saya ingin meminta maaf atas segala khilaf, sekaligus memohon doa untuk kebaikan kita bersama. Latihan bulan ramadhan semoga membuat perasaan kita juga ruhani kita semakin dekat, dekat, dan dekat dengan Allah. Namun seperti Hasan al-Banna mengakhiri ceramahnya, ia juga mengingatkan, “Kita hanya berpisah secara intensitas fisik,” rajutan ukhuwah yang terjalin lewat doa-doa tak dikenal, harus terus dijaga, bahkan harus diperbanyak. Salam semerbak bulan ramadhan.

Klaten, 16/07/2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memaknai Ulang Framework Bisnis

Penguin

CIUMAN (Cerita Pendek)